Senin, 23 Juli 2012

Setelah 67 tahun Indonesia merdeka, Bagaimana dengan Desa Sitandiang

Setelah 67 Tahun negaraku tercinta Indonesia merdeka. apa sih yang sudah dirasakan arti dari kemerdekaan itu untuk sebuah kampung terpencil di daerah kecamatan saipar dolok hole, tapanuli selatan, sumatera utara, indonesia, 22758. Kebetulan desa ini adalah tempat saya lahir dan dibesarkan. Namanya Desa Sitandiang. Saya cuma bisa deskripsikan kemerdekaan itu buat Desa Sitandiang lewat photo terakhir yang saya jepret ketika pulang kampung.

Jalan menuju kampung yang masih jauh dari layak untuk dilalui. diaspal tapi ketika jalan menanjak aspal tidak ada. langsung tanah merah. berlobang dan berbatu yang lepas dari pengaspalan sebelumnya yang kesannya asal jadi. Baru seminggu diaspal, sudah rusak dan batunya berserakan. standarisasi pengaspalan jalan ala Indonesia. Belum lagi parit yang seharusnya ada kenyataannya tidak ada. Kalau anda berkunjung ke desa ini bersiap lah untuk jatuh dari kenderaan anda. apa lagi naik sepeda motor. Kecuali anda sudah sering berkendera ala drag race..

Ini baru sebagian kecil dari bagian bagian jalan yang rusak menuju desa sitandiang. padahal jalan ini adalah jalur transportasi banyak desa sampai ke Gunung tua. Lebih parahnya lagi jalan setelah desa Sitandiang. berikut photo²nya:


seolah-olah didaerah ini tidak pernah hujan. makanya jalan tidak perlu diaspal. kan tidak licin...kan bisa dilewatin...


Anak² lagi main kejar-kejaran..Permainan tradisional


Fasilitas umum dan sarana ibadah penduduk yaitu Masjid, yang bangunannya masih semi permanent. dan satu hal pembangunannya murni dari jerih payah masyarakat setempat dengan sistem gotong royong dan dana dari kantong masyarakat sendiri. Terbangunlah Masjid ini. Umurnya kira kira 26 Tahun silam. Mudah mudahan sampai sekarang masih berdiri kokoh. Baru sekitar 6 bulan yang lewat dapat bantuan untuk kramik lantai Masjid ini dari Pesantren Darul Mursyid, Desa Simanosor Julu.
Ini adalah pancuran Umum. Pembangunan Pancuran Umum ini berkat sumbangan dari anak desa Sitandiang ini yang kebetulan dapat rejeki dan pekerjaan lumayan di Kota Medan. Sehingga Beliau menyumbangkan dana pribadinya untuk pembangunan Pancuran Umum Buat desa Tercintanya.
Dengan Bangunan sederhana ini saya masih bangga dengan Kampung. karna sekali setahun rutin diadakan di kampung ini parsulukan. yang jamaahnya dari berbagai desa disekitar Kecamatan Saipar dolok hole ini. Semua pembangunan saran umum di Desa Ini adalah hasil gotong royong sesama penduduk. Sudahkah Desa ini merdeka setelah 67 tahun Indonesia merdeka ?..
Pernah ada cerita lucu. aparat desa dari desa dimana kepemerintahannya mencakup Sitandiang ingin mengambil photo dari salah satu sarana umum didesa ini. dengan alasan mau dilaporkan ke atasannya. Aneh wong sarana umum itu tidak ada kaitannya dengan bantuan pemerintah kok malah mau diphoto laporan hasil pembangunan. kalau dulu istilahnya BANGDES.

Suasana kampung kalau sudah malam. Gelap dan hanya penerangan Masjid dan Pancuran Umum yang menyala. dan beberapa rumah penduduk menyediakan lampu luar. bagaimana dengan sarana penerangan umum dari PLN. hahahah "berharap hujan turun dari tanah"
awal-awal PLN masuk kampung ini memang penerangan jalan tersedia sebanyak 4 buah. tapi setelah beberapa bulan lampunya putus dan tidak ada penggantian sampai sekarang dari awal PLN masuk desa ini. perna ada sekali perbaikan tapi anehnya masyaratak dikenakan biaya sekitar 150.000 per lampu yang diganti. kalau empat lampu jalan yang diganti jadi 600.000. kok aneh ya lampu jalan yang seharusnya tanggung jawab pihak PLN kok malah dibebankan ke masyarakat. Tapi anehnya setiap pembayaran Listrik di struk pembayaran Listrik ada tagihan untuk penerangan fasilitas Umum. dan ini bisa kita konfirmasi kependuduk setempat. karna saya sendiri penduduk setempat. hehehe. dan sekarang tanggal 23 july 2012 lampu jalan yang menyala hanya satu buah. itupun bola lampu dari yang dibeli penduduk yang kebetulan rumahnya dekat dengan tonggak listrik yang memakai lampu. dan pemasangannya dipasang pihak PLN tapi tetap ada biaya pemasangannya. hahahah 


Bukan merdeka tapi malah dijajah sama negara Indonesia yang sudah merdeka 67 tahun silam.


2 komentar:

Anonim mengatakan...

Siabu Sigalangan
Sitandiang baaaris pahulu
Siamun marsijalangan
Siambirang baya mangapus iluuuuu

Maju terus pantang menyerah.

Wassalam,
Aman S Bontang

Desa Sitandiang mengatakan...

due tige Aman S Bontang makan salak
Terima kasih yang banyak

Posting Komentar